Ulasan Film Layarkaca21, Milea: Suara Dari Dilan

Ulasan Film Layarkaca21, Milea: Suara Dari Dilan

Kisah cinta Dilan dan Milea mungkin sudah diceritakan berakhir pada film Dilan 1991 yang tayang pada tahun 2019. Tapi mereka kembali hadir lagi lewat film Milea: Suara dari Dilan. Film ketiga dan merupakan film penutup dari trilogi perjalan cinta Dilan.

Film kisah Milea: Surat dari Dilan bukan lagi masalah sepasang kekasih muda-mudi SMA yang balik kembali berpacaran, tapi lebih ke suara hati Dilan yang sudala lama ada saat menjalin asmara dengan sang kekasih Milea. Dengan kata lain, film Milea: Suara dari Dilan merupakan klarifikasi dari Dilan yang diperankan Iqbaal Ramadhan terhadap kisah asmaranya dengan Milea yang diperankan oleh Vanesha Prescilla yang dituangkan pada dua film sebelumnya.

Cerita di film ini merupakan adaptasi dari kisah novel yang ditulis oleh Pidi Baiq. Film Milea: Suara dari Dilan dibuka dengan kedewasaan Dilan yang tengah menulis cerita cintanya setelah membaca buku-buku dari kisah Milea. Kisahnya di awali dengan sekilas latar belakang keluarga dan tentunya masa kecil Dilan yang sudah diketahui cukup konyol sebelum berjumpa dengan Milea.

Film ini 15 menit awalnya dilanjutkan dengan kilas balik PDKT Dilan terhadap Milea yang berakhir mereka pacaran, itu yang diceritakan saat ada di film pertama mere, Dilan 1990. Berbagai kilas balin ini membantu para penonton yang baru nonton film ini dan melewatkan kedua film yang sebelumnya. Sisanya, jaln cerita Milea: Suara dari Dilan berjalan maju-mundur dengan kejadian di film Dilan 1991, terutama saat hubungan keduanya antara Dilan dan Milea menghadapi berbagai konflik.

Di antara konflik yang terjadi ada dimana Dilan mulai cemburu dengan adanya kehadiran pria lain di dekat Milea, hingga ada satu titik dia menyerah dengan Milea yang mengekang Dilan untuk tak lagi bergabung dengan geng motornya saat itu.

Untuk film ini, pembuatannya dilakukuan bersamaan dengan Dilan 1991 dimana secara teknis dan peran tiap karakter tidak mengalami perubahan. Termasuk juga kekurangan yang ada di film kedua, dimana rambut sambungan dari Vanesha terlihat menggangu, riasan yang cukup menor untuk sekelas siswi SMA dan beberapa emosi karakter yang belum tersampai pada film Milea: Suara dari Dilan.

Soal cerita film ini, Fajar Bustomi dibantu langsung oleh Pidi Baiq saat penyutradaraannya memang persis seperti yang ada di Novel. Penggambaran dari cerita ini telah cukup untuk mewakili apa yang ada di dalam novel. Namun, saat cerita dituangkan kedalam sebuah karya film, rasanya akan lebih menarik lagi jika sejak awal terdapat sudut pandang Dilan yang ikut terlibat dalam dua film yang sebelumnya.


Model cerita yang terlihat kaku pada novel ini membuat film Milea: Suara dari Dilan adalah kumpulan dari nostalgia dari kedua film yang sebelumnya dengan ada beberapa adegan yang panjangkan ceritanya untuk menampilkan suara hati Dilan.

Pada cerita ini, sudut pandang Dilan membuat cerita ini jadi lebih lengkap. Ini memberikan satu ruangan pembelaan untuk Dilan bila masalah antara kedua remaja ini tak sepenuhnya merupakan kesalahan pria muda itu saja. Pisahnya Dilan dan Milea akhirnya tergambar jelas di emosi yang labil seorang remaja dan gengsi saja dan menyesal ketika telah beranjak dewasa.

Hal ini bisa dirasakan dari kenangan yang terlihat dari kedua anak muda tersebut walau sudah mempunyai pasangan masing-masing. Terlepas dari cerita cinta antara Dilan dan Milea yang banyak membuat penggemar galau, adegan saat ayah Dilan pada film ini juga tak sanggup untuk membuat para penonton mengeluarkan air mata. Ketidakmampuannya itu berdasarkan nuansa yang dibangun dalam adegan film tersebut tidak bisa dilakukan secara natural.

Catatan lainnya dari film Milea: Suara dari DIlan yakni menggambarkan bahwa pasangan itu telah beranjak dewasa. Sutradara film ini hanya menampilkan perubahan luar dari Iqbaal dan Vanesha yang menunjukkan sisi dewasa. lebih tepatnya mematangkan kedua karakter tersebut di segi emosi dan karakter. Sungguh disayangkan karena tak adanya perkembangan uyang memuaskan muncul dari kedua karakter utama di film Milea: Suara dari Dilan ini, selain anak remaja yang kemudian didandani menjadi orang dewasa.

Milea: Suara dari Dilan telah tayang pada tanggal 13 Februari 2020 di semua bioskop layarkaca21, namun film ini lebih menceritakan masalah cinta anak SMA yang berakhir tak bahagia. Walau begitu, film remaja satu ini bisa menjadi salah satu penawar rindu bagi pecinta film Dilan dan Milea untuk kembali bernostalgia.

Comments

Popular posts from this blog

Sedikit Ulasan dari Nonton Film Layarkaca21 dan Indoxxi Venom Subtitle Indonesia

Pahit Manisnya Kisah Dilan dan Milea, Ini Sipnosis Film Dilan 1991